VARIASI BAHASA KAUM REMAJA
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi TugasAkhir Semester Gasal
Mata KuliahBahasa Indonesia
Kelas IP A
Dosen Pengampu Afiati Handayu Diyah Fitriyani, S. Pd., M. Pd.
Oleh:
Kuswatun Kasanah
12140010
PROGRAM
STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SUNAN
KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Variasi Bahasa Kaum Remaja”.
Penulisan Makalah disusun untuk memenuhi tugas akhir semester
satu mata kuliah bahasa Indonesia.
Makalah ini bertujan untuk mengamati perkembangan
bahasa Indonesia dikalangan remaja pada era globalisai agar masyarakat mengetahui
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Akhirnya, penulis ucapkan terima kasih
kepada Ibu Afiati Handayu, M. Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah bahasa Indonesia. Semua pihak yang telah membantu. Saran dan kritik yang
membangun akan penulisterima
dengan hati terbuka agar
dapat meningkatkan kualitas makalah ini.
Yogyakarta, 19 Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian dari bahasa prokem....................................................... 3
B. Bentuk bahasa prokem.................................................................... 3
C. Bentuk kosa kata bahasa prokem.................................................... 4
D. Perkembangan bahasa prokem di era
globalisasi sekarang ini........ 6
E. Ekses enggunaan bahas aprokem.................................................... 8
F. Efek Pemakaian Bahasa prokem..................................................... 9
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 11
B. Saran............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia berhubunga dengan sesamanya menggunakan bahasa. Dalam arti
manusia berinteraksi dan bekerja sama pasti menggunakan bahasa. Selain itu
manusia menggunakan bahasa untuk berbagai keperluan dalam kehidupannya. Dalam
kehidupannya kelompok manusia banyak ragamnya, ragam inilah yang membuat adanya
ragam bahasa yang disebut juga variasi bahasa. Salah satu variasi bahasa di
antaranya adalah bahasa prokem yang dipergunakan untuk berbagai keperluan dalam
berbagai lapangan kehidupan kaum remaja.
Apabila bahasa yang digunakan kaum remaja dicoba untuk dipahami oleh
kaum yang tidak remaja lagi, maka tidak jarang mereka akan bingung, heran,
bahkan pusing karena tidak dapat mengerti apa yang diucapkan atau yang ditulis pada waktu kaum remaja itu
berbicara atau berkomunikasi. Tampaknya bahasa yang digunakan itu merupakan
bahasa yang biasa kita pakai sehari-hari atau campuran antara bahasa Indonesia,
bahasa daerah, dan bahasa asing, selanjutnya disebut bahasa prokem. Dari bahasa
yang digunakan para remaja ini ada sejumlah kosa kata yang dapat diahami dan
ada yang tidak dapat dipahami. Hal inilah yang sangat merisaukan masyarakat
yang sama sekali tidak paham bahasa remaja atau bahasa prokem tersebut sehingga
mereka menganggap bahwa kaum remaja ini merusak bahasa Indonesia baku.
Bahasa remaja tidak pernah tetap, atau dengan kata lain selalu berganti
ganti sesuai dengan sifat remaja itu sendiri
yang selalu ingin menemukan hal-hal yang selalu baru, memang bahasa
porkem ini belum mapan. Perubahan bahasa prokem ini tidak bisa diramalkan walaupun
oleh para remaja itu sendiri sebagai pemakai bahasa itu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah makalah ini, adalah:
1.
Apakah
Pengertian dari bahasa prokem?
2.
Bagaimanakah
bentuk bahasa prokem?
3.
Bagaimanakah
bentuk kosakata bahasa prokem?
4.
Bagaimanakah
perkembangan bahasa prokem di era globalisasi sekarang?
5.
Bagaimanakah
ekses penggunaan bahasa prokem?
6.
Bagaimanakah Efek
Pemakaian Bahasa prokem?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui pengertian
dari bahasa prokem.
2.
Mengetahui
bagaimana bentuk dari bahasa prokem.
3.
Mengetahui
bagaimana bentuk kosakata dari bahasa prokem.
4.
Mengetahui
perkembangan bahasa prokem di era globalisasi pada zaman sekarang.
5.
Mengetahui ekses
penggunaan bahasa prokem.
6.
Mengetahui Efek
Pemakaian Bahasa prokem.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dari Bahasa Prokem
Bahasa prokem adalah sejenih
ragam bahasa atau variasi bahasa yang khas yang boleh juga disebut sebagai jenis
bahasa rahasia yang hanya digunakan kelompok tertentu saja untuk berkomunikasi
dengan sesamanya dan bukan dengan warga masyarakat yang bukan anggota kelompok
mereka (Harimukti Kridalaksana, 1978).
Warga masyarakat yang tidak memahami bahasa prokem, akan menyebutkan
bahwa bahasa prokem itu adalah bahasa yang hanya dipakai oleh kaum pemuda dan
kaum remaja saja, dan penggunaannya seenaknya, sehingga tidak dipahami oleh
masyarakat umum.
Kaum remaja dan pemuda yang paham akan bahasa prokem mendefinisikan bahasa
prokem bervariasi. Ada yang mengatakan bahwa bahasa prokem adalah bahasa yang
digunakan untuk mencari dan menunjukan identitas diri; bahasa prokem adalah
bahasa yang diolah kembali agar pembicaraan mereka ini tidak dipahami orang tua
ataupun guru-guru yang sering melarang mereka sebelum sempat melakukan sesuatu.
B. Bentuk Bahasa Prokem
Tidak ada orang yang dapat menjelaskan secara tepat bagaimana wujud
bahasa prokem pada waktu muncul pertama kali. Namun, mengingat bahwa nama
bahasa ini disebut ”bahasa prokem”, penulis mengambil kesimpulan bahwa bentuk
olahan awal bahasa ini adalah penyisipan
(-ok-), antara lain: seperti yang terlihat pada nama bahasa itu, yaitu
dari kata “preman” kemudian disisipi (-ok-) menjadi ‘prokeman’, lalu mengalami
gejala apokot dengan lenyapnya bunyi akhir (-an) menjadi ‘prokem’. Kalau
diperhatikan kosa kata bahasa prokem sampai pertengahan dekade 80, tampak bahwa
sebagaian kata-katanya diolah dengan member sisipan (-ok-). Apakah cara ini
saja yang digunakan pada saat awal timbulnya, tidaklah dapat dipastikan. Namun,
dari data tertulis dapat disimpulkan bahwa kosa kata yang diolah dengan cara
ini merupakan salah satu rumus yang memegang peran yang sangat penting, melihat
besarnya kosa kata seperti ini disekitar 30%. Di samping penyisipan (-ok-),
kosa kata bahasa prokem pun banyak mengalami gejala metatesis (pembalikan
urutan penulisan huruf). Gejala ini sudah dikenal lama sekali kira-kira sudah
tampak sekitar 30 tahun yang lalu. Namun yang patut dicatat adalah bahwa
pembalikan unsur-unsur kata yang diolah itu pun mempunyai beberapa bentuk yang
berbeda. Beberapa perbedaan di antaranya masih dapat kita lihat dari kosa kata
yang tampak dari sejumlah data yang tertulis, misalnya kata’kibin’ (bikin),
‘depek’ (pendek), ‘maya’ (ayam), dan ‘baak’ (asbak).
Para remaja pengguna bahasa prokem ini cenderung mencampuradukkan segala
macam pola kedalam bahasa prokem seolah-olah mau menganggap bahwa segala macam
bentuk yang tidak baku merupakan bahasa prokem. Kosa kata yang mengalami gejala
efesinsi dengan menyisipkan (-ok-) masih digunakan sampai kini, tetapi kalau
diperhatikan bentuk-bentuk kata bahwa bentukan metatesis banyak sekali. Setelah
diteliti secara lebih cermat, ternyata kata yang diolah dengan bentuk ini
bahkan lebih dari sepertiga jumlah kosakata bahasa prokem. Dari data ini
tersirat bahwa banyak mengolah kata bentuk metatesis.
C. Kosa kata Bahasa Prokem
Kosa kata suatu bahasa senantiasa mencerminkan keadaan lingkungan, sikap
hidup, serta alam pikiran para penuturnya. Sebagian besar kata berhubungan
dengan keadaan sekitar dan kehidupan penuturnya sehari-hari. Hal yang sangat
berpengaruh terhadap bahasa prokem adalah kosa kata yang dahulu muncul dalam
bahasa permanen yang lebih menjurus ke arah dunia hitam atau kriminal, seperti
dunia pencuri, pencopet, penodong, dan prampok. Boleh dikatakan bahwa kaum
preman sama sekali tidak mau menghiraukan masalah-masalah dan hal-hal di luar
lingkungan kehidupan mereka. Sebagian besar kosa kata yang digunakan dalam bahasa
preman menggambarkan orang-orang serta barang-barang sasaran, tempat, serta
lingkungan sasaran, dan khalayak serta petugas keamanan yang justru menjadi
penghambat dalam melaksanakan kegiatan mereka.
Lain halnya dengan penggunaan bahasa prokem, para remaja menggunakan
bahasa prokem dalam keaktifan sehari-hari yang lebih banyak berkaitan dengan
kehidupan keluarga, keadaan sekolah atau perguruan tinggi, serta
masalah-masalah kenakalan remaja. Hal ini menunjukkan bahwa kosa kata bahasa
prokem mengacu pada hal dan masalah sekitar rumah, pergaulan, pendidikan, dan
kenakalan remaja yang terungkap dengan istilah kekerabatn, kata ganti orang,
masalah seks, narkotika, dan obat-obtan sejenis serta minuman keras. Hal ini
sama sekali tidak berarti bahwa semua kosa kata kaum preman sama sekali tidak
digunakan para pemuda dan remaja, tetapi fungsi suatu benda dalam suatu
kelompok, yang bentuknya juga dikenal anggota kelompok lain, tentulah berbeda.
Mobil, rumah, arloji, televisi, dan sebagainya merupakan beberapa contoh kata
yang dikenal dua kelompok. Kelima benda pertama merupakan benda yang dinikmati
sebagaian besar remaja. Kata terakhir, polusi, merupakan orang yang bertugas
menegakkan hukam dan dapat menyebabkan siapa saja yang melanggar hukum masuk
penjara sehingga pasti dihindari kaum remaja, tetapi juga dapat membantu mereka
dalam mengatasi sejumlah kesulitan sesuai dengan kewajiban petugas kopolisian,
yaitu melindumgi dan memberi rasa aman kepada masyarakat.
Dari uraian di atas terlihat bahwa perbedaan bahasa prokem dan bahasa
preman terjadi karena penuturannya berbeda, fungsi dan tujuan pemakainnya pun
berbeda: kaum preman melakukan tindakan kejahatan, para pemuda dan remaja suka
bergembira dan bergaul dengan sesamanya dan lebih dikenal dengan bahasa
kekerabatan. Selanjutnya pengertian “bahasa prokem” ini telah berubah atau
lebih tepat dikatakan bergeser maknanya. Bahasa prokem ini tidak lagi
disediakan dalam bentuk, rumus atau kode bahasa, melainkan lebih ditonjolkan
sebagai bahasa kode atau sandi yang dipakai oleh kelompok tertentu, dalam hal
ini para pemuda dan remaja. Setiap kelompok dapat saja memberi interprestasi
yang berbeda-beda menurut pengertian masing-masing, karena itu dapat ditemukan
sejumlah variasi dalam pemakaian kalimat bahasa Indonesia. Inilah yang
merupakan salah satu cirri pembeda bahasa prokem kaum preman, pencetus dan
pencipta bahasa ini dengan bahasa prokem kaum pemuda dan kaum remaja saat ini.
Bentuk-bentuk kosa kata itu adalah:
1.
Akronim:
Selaras
“semakin laku keras”
Turbo”turunan
bokek”
Manja”mandi
jarang”
Pejabat”peranakan
jawa batak”
Sersan”serius
tapi santai”
2.
Singkatan huruf
awal:
TKW”tak
kenal wanita”
KUHP”kasih
uang habis perkara”
AC”adegan
cinta”
MBA”memble
aja”
3.
Pemakaian kata
yang huruf awalnya sama dengan huruf awal kata yang diacu:
Ji
SamSoe”jiwaku sampai surge”
Bentul
Filter”blue flim”
Taksi
Gelap”tante girang”
4.
Pemakaian kata
yang bermajas ironi:
Badak”kasar”
Bonsai”orang
kerdil”
Gersang”tidak
disuguhi minuman” (Harimukti Kridalaksana,1978)
D. Perkembangan Bahasa Prokem di Era Globalisali Sekarang
Era globalisasi merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk dapat
mempertahankan diri ditengah-tengah pergaulan antarbangsa yang sangat rumit. Perkembangan
bahasa prokem ini pada tahun-tahun terakhir ini memang semakin menjadi-jadi,
secara lisan dalam pergaulan sehari-hari dan secara tertulis melalui, antara
lain serial cerita Lupus, majalah Hai, dan majalah Pro Kamu.
Agak aneh juga dan di luar dugaan semula, kata-kata yang dianggap
sebagai kosa kata bahasa prokem tidak banyak dijumpai dalam bahasa remaja ini.
Yang ada hanyalah doi, doksi, doku, kokit
dan mokat [1]. Bahasa prokem hanyalah suatu variasi atau ragam bahasa Indonesia
yang unsur kosa kata dan bentuk pembentukan katanya agak menyimpang. Sejumlah
kosakatanya dengan dasar kosa kata bahasa Indonesia atau kosakata dialek
Jakarta dibentuk dengan pola-pola tertentu, dan pembentukan kata gramatikalnya
banyak menggunakan sistem morfologi dialek Jakarta[2].
Fenomena kebahasaan yang kini begitu booming terjadi adalah maraknya
penggunaan kata-kata gaul oleh remaja Indonesia khususnya remaja perkotaan di
kehidupan sehari-harinya. Adapun penggunaan bahasa gaul yang saat ini marak
digunakan oleh remaja, baik yang masih duduk di bangku sekolah atau bahkan yang
tidak mengenyam pendidikan adalah bahasa-bahasa gaul yang sejatinya
diperkenalkan oleh media massa elektronik, seperti iklan di televisi, sinetron
khusus remaja, atau bahkan bahasa yang digunakan oleh selebriti di infotainmen.
Kata-kata yang merujuk pada bahasa gaul yang booming kini seperti ciyus ‘serius’,
miapah ‘demi apa’, enelan ‘beneran’ dan masih banyak lagi. Sepintas, kata-kata
seperti itu terkesan lumrah terdengar sehari-hari. Penggunaannya marak
digunakan oleh berbagai kalangan khususnya para remaja.Banyak yang menganggap
jika penggunaan kata-kata terebut dianggap wajar dan lucu atau bahkan
mencirikan identitas dari sekelompok masyarakat bahasa tertentu.
Penggunaan kata-kata tersebut pada masa kini tak lagi
diucapkan pada kelompok tutur sebaya, namun terkadang remaja saat ini dengan
tidak sadar ataupun tidak sengaja melakukan tindak tutur dengan menggunakan
bahasa tersebut kepada orang yang lebih tua. Unsur-unsur atau pihak-pihak yang
terlibat dalam tindak tutur itu sama sekali tidak dihiraukan dalam tindak
bahasanya.
E. Ekses Penggunaan Bahasa Prokem.
Para penutur dan para
pencipta bahasa prokem tidak pernah memperhitungkan untuk menjadi saingan atau
menjadi pengganti bahasa Indonesia yang mereka pelajari di sekolah-sekolah.
Dengan menggunakan bahasa prokem ini para remaja hanya ingin memisahkan diri
dari kalangan orang luar kelompok mereka dan berusaha menempatkan diri mereka
dalam suatu kelompok tertentu.
Bahasa prokem yang mirip
bahasa rahasia ini mempunyai ciri khusus yang menyebabkan orang-orang di luar
kelompok mereka ini tidak paham akan pembicaraan mereka. Karena bahasa yang
digunakan mempunyai sifat khusus ini membuat mereka sangat membanggakan dirinya
alasanya karena dapat menyaingi bahasa para orang tua yang juga suka
menggunakan bahasa rahasia. Menurut pendapat para remaja, orang tua pun sering
menggunakan bahasa asing kalau berbicara didekat mereka mengenai hal-hal yang
dianggap tabu dan tidak boleh diketaui remaja. Meskipun sejenis bahasa rahasia
yang mempunyai kode tertentu dan sifatnya rahasia, bahasa prokem yang digunakan
para pemuda dan remaja tidaklah terlalu menonjol dibandingkan dengan sifat
bahasa rahasia yang digunakan di kalangan preman dan bandit. Para pemuda dan
remaja lebih mementingkan aspek pembedaan diri dari orang lain untuk menyatakan
dirinya sebagai anggota kelompok tertentu. Pada umumnya dialek-dialek atau
bahasa prokem ini digunakan untuk membedakan diri mereka dengan orang-orang di
luar kelompok mereka. Dengan bahasa yang digunakan tersebut mereka ingin
menunjukkan kebolehan mereka dalam menciptakan kata-kata khusus tadi dan dengan
bahasa ini mereka menunjukan identitasnya.
Pada waktu mereka berada
dalam situasi resmi, mereka pasti akan menggunkan bahasa Indonesia baku.
Keaadan inipun berlaku bagi kalangan remaja di kota yang tadinya kebanyakan
menggunakan bahasa prokem. Dalam arti pada suatu saat perkembangan kehidupannya
mereka tidak lagi memungkinkan berbahasa prokem, maka para pemuda dan para
remaja ini akan meninggalkan bahasa prokem
F. Efek Pemakaian Bahasa prokem.
Penggunaan kata-kata tersebut pada masa kini tak lagi diucapkan pada
kelompok tutur sebaya, namun terkadang remaja saat ini dengan tidak sadar
ataupun tidak sengaja melakukan tindak tutur dengan menggunakan bahasa tersebut
kepada orang yang lebih tua. Unsur-unsur atau pihak-pihak yang terlibat dalam
tindak tutur itu sama sekali tidak dihiraukan dalam tindak bahasanya.
Hal ini amat mengkhawatirkan. Hanya dari kesalahan penggunaan bahasa,
bisa jadi menimbulkan banyak kesalahan persepsi yang menyebabkan berbagai
gesekan yang timbul dalam masyarakat. Hal inilah yang menimbulkan masyarakat
bahasa cenderung bersikap negatif atas penggunaan kata-kata gaul tersebut.
Tidak hanya itu, penggunaan kata-kata tersebut cukup mengkhawatirkan
bagi masyarakat Indonesia. Mengingat pengaplikasian bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan belum terkondisikan dengan cukup baik. Penggunaan bahasa
Indonesia masih harus diperhatikan lebih lanjut karena posisinya yang juga
bersaing dengan penggunaan bahasa daerah maupun bahasa asing yang masuk di wilayah
Indonesia.
Kata-kata gaul tersebut dianggap mampu mengganggu stabilitas penggunaan
bahasa Indonesia oleh para remaja. Remaja yang merupakan agen pembawa
keberlangsungan bahasa Indonesia harus berjuang lebih keras dalam upaya
mempertahankan bahasa persatuannya dari berbagai pengaruh yang cenderung
negatif tersebut.
Oleh karena itu, remaja Indonesia diharapkan mampu memberikan usaha terbaiknya
dalam mempertahankan keberlangsungan bahasa Indonesia yang baik tanpa
menghilangkan identitas kebahasaan sehingga remaja Indonesia tidak mudah
terpapar oleh pengaruh-pengaruh negatif dalam hal kebahasaan tersebut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa prokem banyak digunakan oleh kaum pemuda dan remaja, yang pada
umumnya penuturannya digunakan untuk berkomunikasi dengan sesame dalam keadaan
santai dan berfungsi untuk menjalin keakraban
atau sebagai identitas keakraban. Bahasa ini pun digunakan sebagai
identitas kelompok sehingga ada
kemungkinan bahwa kelompok yang berbeda akan menggunakan kosakata yang berbeda
pula.
Sebagaian besar kosa katanya dibentuk seolah-olah merupakan kata biasa
yang digunakan orang dalam percakapan sehari-hari.Karena itu, orang yang berbeda di luar kelompok ini
tidak paham akan apa yang dituturkan mereka, sehingga timbul kekhawatiran
bahasa prokem yang digunakan para remaja dan para pemuda ini akan merusak
kaidah bahasa Indonesia baku. Tetapi tak perlu terlalu dirisaukan karena bahasa
ini hanya merupakan suatu gejala yang serupa dengan gejala bahasa dialek
lainnya yang dikenal dalam bahasa Indonesia.
B. Saran
Sebaiknya antara
bahasa daerah dan bahasa Indonesia harus berkembang seimbang agar peran bahasa
Indonesia di era global ini diakui dan tetap berdiri tegak di bumi Indonesia.
Bahasa gaul, bahasa prokem, bahasa Indonesia yang mengalami penginggrisan harus
dapat ditekan dan hanya sebatas untuk komunikasi pergaulan. Bahasa pada hakikatnya
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan. Oleh karena itu,
bahasa Indonesia dalam konteks kebudayaan nasional merupakan komponen yang
paling representatif dan dominan, termasuk upaya melanggengkan kesatuan bangsa
(Hasan Alwi, 1998). Orang Indonesia sebaiknya belajar mencintai bahasa
nasionalnya dan belajar memakainya dengan kebanggaan dan kesetiaan sehingga membuat orang
Indonesia berdiri tegak di dunia ini walaupun dilanda arus globalisasi dan
tetap dapat mengatakan dengan bangga bahwa orang Indonesia menjadi bangsa yang berdulat yang mampu
menggunakan bahasa nasionalnya untuk semua keperluan modern.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Chaer. 1993. Pembakuan
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dede Oetomo. 1990. “Bahasa Rahasia Waria dan Gay di Surabaya” dalam
Muhadjir dan Basuki Suhardi 1990.
Harimukti Kridalaksana. 1978. Struktur
Sosial dan Variasi Bahasa, Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende: Nusa
Indah.
Masnur Muslich. 2010. Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Rahardja Praathama dan Hendry
Chambers Loir. 1988. Kamus Bahasa Prokem.
Jakarta: Pustaka Utama.
Vismaya S. Damayanti. 2011. Bahasa
dan Sastra Indonesia di Tengah ArusGlobal.Bandung:Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia FPBS UPI.
http://atqomohammed.blogspot.com/2010/03/perkembangan-bahasa-gaul-di-indonesia.html.
(diakses pada tanggal 17 desember 2012 pukul 16.45).
[1]Untuk menyatakan kata tersebut termasuk kosakata
prokem saya membandingkannya dengan sudah terdaftar dalam Kamus Bahasa Prokem susunan Rahardja Praathama dan Henry
Chambert-Loir.
[2]Sebagai perbandingan mengenai pola-pola pembentukan
kata-kata prokem, lihat Dede Detomo (1990).
0 komentar:
Posting Komentar