FONDASI PENDIDIKAN
OLEH : Luthfi Wibawa
So development is for man, by man, and of
man. The same is true of education. Its purpose is the liberation of Man from
the restraints and limitations of ignorance and dependency. Education has to
increase men’s physical and mental freedom ........(Nyerere, 1978)
Komitmen memperjuangkan pendidikan agar tetap
berjalan di rel-nya, merupakan kalimat kunci jika bangsa Indonesia masih
menginginkan menjadi bangsa yang bermartabat. Kalimat ini megandung makna
bahwa, pertama, komitmen dapat
diartikan kesungguhan hati, ketetapan
jiwa dan semangat kuat serta realisasi riil dengan segala kemampuan dan potensi
yang ada diberikan untuk pendidikan. Kedua,
Pendidikan harus menjadi satu term dan satu proses riil yang merdeka dan memerdekakan.
Pendidikan tidak menjadi alat politik, pelanggengan kapitalisme, alat kekuasaan
atau bahkan menjadi alat untuk memasung kemerdekaan dan kebijaksanaan manusia.
Pendidikan harus diarahkan pada pembangkitan potensi dan daya kreativitas
manusia dalam istilah lain pendidikan harus mampu mengembalikan fitroh manusia.
Pendidikan sebagai fenomena yang melekat dalam
kehidupan manusia, di dalamnya senantiasa ada upaya yang bertujuan untuk
memanusiakan manusia itu sendiri, atau menurut salah seorang tokoh aliran
filsafat pendidikan perenialisme yakni R.M Hutchins (1953) sistem pendidikan
bertujuan ”to improve as a man”.
Pendidikan pada hakekatnya adalah ”process
leading to the enlightement of mankind” (Frederick Mayer, 1963). Pendidikan
merupakan suatu upaya mengembangkan atau mengaktualisasikan seluruh potensi
kemanusiaan ke taraf yang lebih baik dan lebih sempurna.
Berbicara
pendidikan berarti berbicara tentang masa lampau, saat ini dan masa depan.
Pendidikan tidak hanya dipandang kegiatan investasi untuk masa depan, namun
harus berbicara sampai sejauh mana mampu memberikan kontribusi positif bagi
penyelesaian permasalahan kekiniaan. Masa lampau menjadi pondasi dasar untuk
pijakan bagi pengembangan selanjutnya. Sehingga dengan istilah lain dasar
pengembangan pendidikan berpijak pada
akar historis, akar filosofis, akar
sosiologis dan akar psikologis. Dasar pengembangan atau lebih dikenal dengan
fondasi-fondasi pendidikan yang merupakan fakta-fakta dan prinsip-prinsip dasar
yang melandasi pencarian kebijakan-kebijakan dan praktik pendidikan yang
berharga dan efektif. Prinsip-prinsip ini adalah dasar dibangunnya rumah
pendidikan. Jika dasar itu adalah substansial, sandaran dari struktur itu
kemungkinan akan kuat, dan sebaliknya. (Sanford W. Reitman, 1977).
Fondasi
pengembangan pendidikan dari pijakan akar historis pendidikan mengandung
beberapa substansi, yaitu : 1. Membimbing untuk menilai ide-ide yang masih
survive dari masa lampau dan mendorong kita untuk menolak ide-ide yang sudah
tidak sesuai, 2. Membantu
kita untuk menjadi ”intelligent thinking
educational workers”, 3. Membantu untuk memilih tujuan, isi pendidikan, dan
proses pendidikan modern, 4. Memberikan bahan-bahan untuk pemikiran
pendidikan secara kreatif, 5. Menstimulasi kita untuk melengkapi karya para
tokoh besar dan melaksanakan ide–ide mereka sesuai dengan kondisi sekarang, 6.
Mengembangkan sikap yang berharga seperti kerendahan hati dan kesabaran, 7. Memberikan pengetahuan yang berharga
tentang perkembangan peradaban, 8. Sebagai pendekatan yang baik untuk studi
tentang prinsip-prinsip pembaharuan social, industri dan politik. (Elmer Harrison Wilds, 1957).
Akar filosofis mendidikan memberikan
makna bahwa hakekat pendidikan adalah proses pengembangan seluruh potensi
kemanusiaan baik fisik-jasmaniahnya maupun psikhis-roklhaniahnya kearah yang
lebih sempurna, lebih baik dan lebih bijaksana. Pendidikan itu upaya untuk
memerdekakan manusia dalam arti bahwa manusia menjadi manusia yang mandiri,
agar tidak tergantung kepada orang lain. Kemerdekaan
terdiri dari mandiri, berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain dan
megatur dirinya sendiri. Pendidikan
berarti pula sebagai daya upaya untuk memajukan pengembangan budi pekerti
(kekuatan batin), fikiran (“intellect”)
dan jasmani. Maksudnya ialah supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup,
yakni kehidupan dan penghidupan peserta didik, selaras dengan alamnya dan
masyarakatnya.(Ki Hajar Dewantara 1956)
Sedangkan pada akar sosiologis memberikan beberapa makna bagi pengembangan
pendidikan, yakni : 1. Apresiasi terhadap adanya kenyataan pluralitas budaya
dalam masyarakat, 2. Pengakuan terhadap harkat manusia dan hak asasi
manusia, 3. Pengembangan tanggungjawab masyarakat dunia, 4. Pengembangan tanggungjawab manusia
terhadap planet bumi.(Tilaar, 2003). Peran pendidikan dipahami bukan
saja dalam konteks mikro (kepentingan anak didik melalui proses interaksi
pendidikan) melainkan juga dalam konteks makro, yaitu kepentingan masyarakat bangsa, negara dan
kemanusiaan. Hubungan
antara pendidikan dan masyarakat berarti mencakup hubungan pendidikan dengan
perubahan sosial, tatanan ekonomi, politik dan negara. Maka dituntut
mampu memperhitungkan dan melakukan antisipasi perkembangan sosial, ekonomi,
politik secara simultan. Peserta didik dipandang sebagai orang yang
merupakan bagian dari masyarakat, sehingga proses pendidikan harus memiliki
orientasi terhadap masyarakat. Pendidikan adalah sebuah proses sosial bagi orang yang belum maupun
sudah dewasa untuk menjadi bagian aktif dan partisipatif dalam masyarakat.
Fondasi pendidikan yang lain adalah
fondasi psikologis, yang mengandung
beberapa dimensi. Perkembangan manusia dialami sepanjang rentang kehidupan
manusia, dimulai sejak terjadinya konsepsi sampai saat bayi dilahirkan (masa
prenatal), masa bayi, masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak akhir, masa
remaja, masa dewasa dini, masa dewasa madya, dan masa usia lanjut. Tiap-tiap
tahap perkembangan memiliki karakteristik perilaku yang berbeda satu sama lain,
dan masing-masing karakteristik perkembangan masih dibedakan berdasar tinjauan
dari aspek fisik, kognitif, dan sosial emosional. Para pendidik perlu memahami
karakteristik perkembangan diri peserta didiknya, agar pendidikan yang
diberikan dapat disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangannya.
Pengejawantahan fondasi-fondasi
pendidikan menjadi fondasi dasar
pengembangan pendidikan yang di teruskan pada konteks aksi riel di dunia nyata
pendidikan memerlukan pemikiran yang mendalam dan komprehensif. Pada
praktiknya, program pendidikan harus senantiasa dikawal dan dikembalikan pada
empat akar pendidikan diatas.
0 komentar:
Posting Komentar