Setiap
manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang terakhir
adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi
dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti...
berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin
adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh
pemimpin tersebut,karena kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban
atas kepemimpinannya itu. Dalam Islam sudah ada aturan-aturan yang
berkaitan tentang pemimpin yang baik diantaranya :
1. Beriman dan Beramal Shaleh
Ini sudah pasti tentunya. Kita harus memilih pemimpin orang yang
beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya.
Karena ini merupakan jalan kebenaran yang membawa kepada kehidupan yang
damai, tentram, dan bahagia dunia maupun akherat. Disamping itu juga
harus yang mengamalkan keimanannya itu yaitu dalam bentuk amal soleh.
2. Niat yang Lurus
Hendaklah saat menerima suatu tanggung jawab, dilandasi dengan niat
sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan. Karena suatu amalan itu
bergantung pada niatnya, itu semua telah ditulis dalam H.R
bukhari-muslim Dari Amīr al-Mu’minīn, Abū Hafsh ‘Umar bin al-Khaththāb
r.a, dia menjelaskan bahwa dia mendengar Rasulullah s.a.w bersabda:
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan
sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya.
Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya
kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan
dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin
dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya
tersebut”
Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya
karena mencari keridhoan ALLAH saja dan sesungguhnya kepemimpinan atau
jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.
3. Laki-Laki
Dalam Al-qur'an surat An nisaa' (4) :34 telah diterangkan bahwa laki laki adalah pemimpin dari kaum wanita.
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang
lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah yang
ta’at kepada Allah lagi memelihara diri (maksudnya tidak berlaku serong
ataupun curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya) ketika
suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara “
(mereka; maksudnya, Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya dengan baik).
Ayat ini menegaskan tentang kaum lelaki adalah pemimpin atas kaum
wanita. Menurut Imam Ibnu Katsir, lelaki itu adalah pemimpin wanita,
hakim atasnya, dan pendidiknya. Karena lelaki itu lebih utama dan lebih
baik, sehingga kenabian dikhususkan pada kaum lelaki, dan demikian pula
kepemimpinan tertinggi. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan
urusan (kepemimpinan) mereka kepada seorang wanita.”(Hadits Riwayat
Al-Bukhari dari Hadits Abdur Rahman bin Abi Bakrah dari ayahnya).
4. Tidak Meminta Jabatan
Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,
”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk
menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu
karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan
jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan,
maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan
Muslim)
5. Berpegang pada Hukum Allah
Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin.
Allah berfirman,
”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa
yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.”
(al-Maaidah:49).
6. Memutuskan Perkara Dengan Adil
Rasulullah bersabda,
”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang
dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan
diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.”
(Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).
7. Menasehati rakyat
Rasulullah bersabda,
”Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum Muslimin lalu
ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali
pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka (rakyatnya).”
8. Tidak Menerima Hadiah
Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti
mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil
hati.Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian
hadiah dari rakyatnya. Rasulullah bersabda,
” Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.” (Riwayat Thabrani).
9. Tegas
ini merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-idamkan oleh
rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah
yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah serta melaksanakan
aturan hukum yang sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.
10. Lemah Lembut
Doa Rasullullah :
"Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia
mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu
perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah
lembutlah kepadanya"
Selain poin- poin yang ada di atas seorang
pemimpin dapat dikatakan baik bila ia memiliki STAF. STAF disini
bukanlah staf dari pemimpin, melainkan sifat yang harus dimiliki oleh
pemimpin tersebut. STAF yang dimaksud di sini adalah Sidiq(jujur),
Tablig(menyampaikan), amanah(dapat dipercaya), fatonah(cerdas)
Sidiq itu berarti jujur.
Bila seorang pemimpin itu jujur maka tidak adalagi KPK karena tidak
adalagi korupsi yang terjadi dan jujur itu membawa ketenangan, kitapun
diperintahkan jujur walaupun itu menyakitkan.Tablig adalah menyampaikan,
menyampaikan disini dapat berupa informasi juga yang lain. Selain
menyampaikan seorang pemimpin juga tidak boleh menutup diri saat
diperlukan rakyatnya karena Rasulullah bersabda,
”Tidaklah
seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap
kebutuhan, hajat, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu
langit terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinannya.” (Riwayat Imam
Ahmad dan At-Tirmidzi).
Amanah berarti dapat dipercaya. Rasulullah bersabda,
” Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia
akan merusak mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-hakim).
Karena itu seorang pemimpin harus ahli sehingga dapat dipercaya.Fatonah
ialah cerdas. Seorang pemimpin tidak hanya perlu jujur, dapat
dipercaya, dan dapat menyampaikan tetapi juga cerdas. Karena jika
seorang pemimpin tidak cerdas maka ia tidak dapat menyelesaikan masalah
rakyatnya dan ia tidak dapat memajukan apa yang dipimpinnya.
Setelah kita mengetahui sebagian ciri- ciri pemimpin menurut islam.
Marilah kita memilih dan membuat diri kita mendekati bahkan jika bisa
menjadi seperti ciri- ciri pemimpin diatas karena kita merupakan
Mahasiswa dan sebagai penerus bangsa.Lihat Selengkapnya
Kriteria yang dimiliki oleh Seorang pemimpin
7/25/2012 12:52:00 PM
joni arisandy
0 komentar:
Posting Komentar