English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Cerpen Tanpa Kekasih


Tanpa Kekasih
Cerpen Cinta

Setalah genap sebulan aku jadian dengan Bayu, aku semakin yakin kalau aku nggak salah pilih dan benar-benar sudah menemukan belahan jiwaku, cinta sejatiku, cahaya hidupku, Bayu adalah segalanya bagiku. Aku mencinta dia dan akan selalu menyayangi dia untuk selamanya. Saat ini aku merasa puas karena penantian, dan usahaku selama ini berbuah kebahagiaan.

Telah sekian lama aku merasa menanti Bayu menjadi milikku seutuhnya. Akhirnya, cerita cintaku saat ini sudah happy ending, tingal sekarang aku dan Bayu yang menjalaninya. Dulu kami sering sekali bertengkar, hanya karena hal-hal kecil, kadang kami sampai ribut nggak menentu. Dulu sebagai teman, kami memang bukan teman yang cocok, kami saling menjatuhkan dan saling membenci. Tapi sekarang, benar kata orang-orang, kalau kamu membenci seseorang janganlah kamu sampai terlalu, dan hasilnya sekarang perasaan itu menjadi kebalikan bagi aku dan Bayu, justru kami sekarang saling mencintai dan menyayangi. Tapi yang jelas, aku juga nggak mau kehilangan Bayu, aku takut juga kalau aku terlalu mencintai dan menyayangi dia, bisa jadi aku dan dia akan terpisahkan.


“Hei Ela, kamu lagi ngapain? aku kangen deh sama kamu..”
“Halo Bayu, kan baru kemarin kita ketemu, kamu gimana sih?”
“Ela, kamu baik-baik ya di sana, jaga diri kamu dan jangan pernah lupakan aku ya sayang.”

“Kamu ngomong apa sih Bayu? Kamu ngigau ya?”
“Nggak, maksud aku yah kamu jangan macam-macam di sana, kan di kampus kamu banyak banget tuh cowok-cowok keren, ntar ada yang godain kamu lagi, trus kamu lupain aku.”
“Ha-ha.....ha-ha.... ya nggak dong sayang, aku nggak akan tergoda sama cowok-cowok di kampus ini, nggak ada yang kayak kamu di sini, dan yang aku mau tuh cuma kamu seorang.”

“Hei, kamu udah pintar ngegombal yah, siapa yang ajarin, ayo ngaku?”
“Bayu, kamu apaan sih?! Udah deh, aku mau kamu kasih aku kepercayaan untuk berteman dengan teman-temanku. Asal kamu tau aku berterima kasih banget selama ini sama Tuhan karena aku udah bisa memiliki kamu.”
“Iya Ela, dan asal kamu tau juga cintaku lebih besar dari yang pernah kamu bayangkan selama ini.”

Satu hal inilah yang selalu ditakutkan Bayu, dia selalu bilang aku akan tergoda oleh cowok-cowok di kampus, sementara aku nggak begitu? Justru akulah yang paling takut Bayu yang akan berpaling dariku, dia akan pergi meninggalkanku selamanya, dan cintanya hilang untukku. Bayu sekarang kerja di salah satu perusahaan asing terkemuka di kota ini, sebagai cowok kalau kita melihatnya dengan kesan pertama, dia adalah cowok yang diimpi-impikan semua cewek, karena Bayu punya segalanya, dengan modal wajah yang tampan, prilaku yang baik, kerja yang mapan, akupun takut dia akan pergi dariku, kalau seandainya ada cewek yang lebih menarik dariku, lebih sederajat dengan dia.

Bayu menggenggam tanganku erat sekali, aku merasakan kenyamanan saat dia memegang tanganku. Aku merasakan cintanya begitu kuat untukku. Saat kami masuk ke sebuah toko buku, Bayu bilang dia akan membelikan aku sebuah buku sastra yang dulu sudah pernah dibacanya dan sekrang dia ingin aku juga membaca buku itu. Setelah Bayu membayar buku tersebut, Bayu langsung menyerahkannya padaku. Aku kaget membaca sinopsisnya, ternyata buku itu berisi tentang kekuatan cinta yang tulus, yang akhirnya terpisahkan oleh maut, dan bagaimana sakitnya hati seorang kekasih saat menghadapi peristiwa kematian itu.

“Bayu, kenapa kamu kasih aku buku kayak gini?”
“Ela, aku pengen banget kamu baca buku ini, karena kalau kamu baca buku ini, kamu bakal lebih mengerti lagi apa itu cinta sejati, kamu akan merasakan betapa sangat berartinyaorang yang mencintai kamu, pokoknya ceritanya bagus deh, kamu pasti nggak bakalan nyesal kalau baca buku ini, dan setelah membacanya, aku juga yakin kamu akan semakin sayang sama aku, he-he... he-he ...”
“Ih, kamu!! Ke-GR-an banget sih kamu, masa cuma gara-gara baca buku ini aku bisa semakin sayang sama kamu.”

“Eh, benaran, percaya deh sama aku. Kalau nggak, ntar kamu boleh musuhin aku lagi deh kayak dulu.”

“Bayu!! Kamu ngomong apaan sih, ya udah-udah, aku baca bukunya, kamu kira aku bakalan senang yah kalau kita musuhan lagi.”

Bayu aneh sekali hari ini. Tadi siang dia ngomong yang nggak-nggak di telpon, dan malam ini dia juga menyuruhku membaca buku yang isinya aneh, tentang kematian. Tiba-tiba saja jantungku berdegup kencang, kata kematian terasa terngiang-ngiang di telingaku. Entah kenapa aku semakin ketakutan, takut akan kematian, takut akan kehilangan. Peganganku semakin aku kuatkan ke pinggang Bayu, aku peluk pungungnya dan aku sandarkan wajahku ke sana. Aku merasakan lagi kalau aku bersama Bayu, saat ini mungkin Bayu sedang tersenyum karena dia merasakan cintakubesar untuknya.

Sambil mengenderai motornya, sesekali dia menoleh ke belakang untuk melihatku, Bayu seperti orang yang was-was. Aneh, di sepanjang jalan aku terus kepikiran. Dan akhirnya bunyi keras dan goncangan hebat membuat aku kaget, nggak hanya goncangan, tapi sakit yang luar biasa di kepalaku, aku merasakan pusing serasa dunia ini berputar sangat kencang sekali, penglihatanku kabur, aku berusaha untuk menyadarkan diriku sendiri, apa yang sebenarnya terjadi. Tiba-tiba aku melihat Bayu yang sedang tidur di jalanan, samar-samar aku melihat dia seolah-olah tidur nyenyak, aku merasa mimpi, mana mungkin Bayu tidur di jalan, perasaan baru tadi aku boncengan dengan dia. Aku berjalan mendekati dia, tapiorang-orang yang ramai lebih dulu menghampiri dia, aku semakin kesakitan, aku nggak kuat lagi dan akhirnya yang aku lihat hanya kegelapan.

“Ela, kamu nggak apa-apa sayang, ini Mama.”
Aku pandangi wajah Mama. Dia seperti orang yang ketakutan, aku melihat sekelilingku, tiba-tiba aku baru sadar, selintas kejadian tadi malam teringat lagi olehku.
“Ma, Bayu mana? Dia baik-baik aja kan?”
“Ela, nanti aja, kamu istirahat dulu, kamu masih sakit sayang.”
“Nggak Ma, Ela nggak merasa sakit apa-apa, sekarang Ela mau lihat Bayu, dimana dia Ma?”
“Ela, luka kamu belum kering betul, tadi kamu terus-terusan ngigau kalau kamu ngerasain sakit.”
“Ma, Ela nggak ngerasa sakit, benaran, nggak tau kenapa Ela ngerasa sehat dan kuat Ma, sekarang pokoknya Ela mau ketemu Bayu, pasti saat ini dia butuhin Ela banget.”
“Ela, saat ini Bayu nggak butuh siapa-siapa lagi, dia udah aman Ela, dia udah tenang di sana, sekarang udah bahagia dengan kehidupannya sendiri, ada yang menjaga dia di sana.”
“Apa? Apa Ma, maksud Mama? Mama bohong!! Ela nggak percaya, nggak mungkin, nggak mungkin itu terjadi sama Bayu, dia udah janji Ma nggak akan pernah ninggalin Ela, dia sayang Ela, Ela sayang Bayu Ma .... nggak, nggak mungkin....

Teriakanku membuat semua suster datang ke tempatku, mereka berusaha menenangkanku, tapi aku nggak bisa, air mataku mengalir terus tiada hentinya, salah seorang suster baru saja akan memberiku suntikan penenang, tapi cepat-cepat aku elakkan.
“Tolong jangan suster, saat ini aku nggak butuh itu, aku hanya ingin menangis, aku nggak rela, aku marah sama Bayu, kenapa dia berani pergi ninggalin aku, padahal dulu dia udah janji nggak akan pernah pergi dariku, tapi kenapa Bayu bohong, kenapa sekarang justru dia pergi selamanya, dan aku tau dia nggak akan pernah kembali lagi kan untukku? Kenapa kamu tinggalin aku Bayu?”

“Ela, ini udah takdirnya, waktu Bayu udah habis di dunia, kamu jangan pernah marah sama Bayu sayang. Kamu harus yakin kalau sekarang Bayu udah bahagia di sana.”
“Ma, kenapa justru Bayu, kenapa buka Ela aja yang ada di sana? Ela mau kok Ma, Menggantikan Bayu, karena Ela sayang sama Bayu Ma, atau biarkan Ela untuk bersama dia sekarang, Ela pengen menyusul dia Ma, Ela nggak mau hidup di dunia ini tanpa dia, percuma Ma, percuma kalau nggak ada Bayu di sini, hidup Ela nggak ada arti apa-apa.”

Dengan cepat suster-suster itu memegang seluruh tubuhku, dan sesaat kemudian aku tertidur, di alam mimpi Bayu datang padaku. Dengan pakaian yang serba putih Bayu tersenyum padaku, dia berjalan mendekatiku, dia kelihatan senang sekali, seolah-olah dia mendapatkan kebahagiaan yang baru, yang tiada duanya di dunia, melihat Bayu terus-terusan tersenyum, rasanya aku ingin sekali ikut bersama dia, ikut merasakan kebahagiaan yang dia rasakan saat ini. Aku berusaha memeluknya dan menggenggam tangannya, dia membalas pelukanku, dia mendekapku, kembali aku meerasakan kenyamanan bersamanya, aku merasakan dia memberiku kekuatan, ketegaran, dia membelai rambutku dengan penuh rasa sayang, tapi pelan-pelan dia melepaskanku, dia justru menjauh dariku, semakin jauh, jauh dan hilang dari penglihatanku.

Saat aku sadar, aku menangis lagi, aku bukan menangis karena menahan sakit pada kepalaku, tapi aku menangis karena hatiku yang terasa amat sakit. Sekarang dunia bagiku terasa kelam, hujan nggak hanya membasahi bumi, tapi hujan membasahi kehidupanku, hatiku seolah-olah nggak berhenti menangis, menangisi orang yang telah pergi untuk selama-lamanya, dia nggak akan pernah kembali lagi.

Tiba-tiba mataku tertuju pada buku yang ada di atas meja, aku baru ingat kalau itu adalah buku yang dibelikan Bayu kemarin. Aku buka satu demi satu halaman buku itu, beberapa menit kemudian aku tenggelam dalam ceritanya. Aku menangis membaca buku itu, sekilas aku seolah-olah melihat wajah Bayu tersenyum di langit yang mendung di luar sana.

Entah kenapa sekarang aku kembali merasakan kekuatan itu, kekuatan cinta yang diberikan oleh Bayu, aku merasakan dia ada di dekatku, merangkulku, menenangkanku, aku dapat merasakan cinta dan sayangnya. Bayu, aku sangat mencintai dan menyayangi kamu, aku yakin kamu bahagia di sana, walaupun kamu sudah pergi dari kehidupanku, tapi kamu nggak akan pernah pergi dari hatiku, kamu abadi untukku, Bayu. Aku akan buktikan, kematianmu nggak akan pernah mengakhiri cintaku.***










































Cinta dan Persahabatan


Acara televisi sore ini tak satupun membuat aku tertarik. Kalau sudah begini aku bingung entah apa yang harus aku lakukan. Tio bersama Sany kekasihnya, sahabatku Ricky entah kemana? Mall, bioskop ataupun perpustakaan, bukan tempat yang aku suka, apalagi mesti pergi sendirian.
Ya pantai. kayaknya hanya pantailah, tempat yang mampu membuat aku merasa damai dan tak aneh jika aku pergi sendirian.
Kuambil jaket, lalu kusamber kunci dan pergi menuju garasi. Kukendarai mobil mama yang nganggur di sana. Papa dan mama lagi keluar kota, jadi aku bisa keluar dan mengendari mobilnya dengan leluasa.
Terik panas masih menyengat, walaupun waktu sudah menjelang sore. Namun tak membuat manusia-manusia di Ibukota berhenti beraktivitas meskipun di bawah terik matahari yang mampu membakar kulit. Jalan-jalan macet seperti biasanya. Dipenuhi mobil dari merek ternama ataupun yang sudah tak layak dikendarai.
Lalu di depan kulihat pemandangan lain lagi. Pedagang kaki lima duduk lesu menunggu pelangannya.
Krisis yang melanda membuat banyak orang hati-hati melakukan pengeluaran, bahkan untuk membeli jajan pasar.Walaupun tak seorang yang menghampirinya, namun dia tetap semangat menyapa orang-orang yang lewat dan akhirnya ada juga satu pembeli yang menuju arahnya.
Sekilas kulihat orang itu kok mirip sekali dengan Ricky. Kugosok-gosok mataku, menyakinkan pandanganku. Kutepikan mobilku, lalu aku berhenti di tepi jalan itu. Dengan setengah berlari, aku mengejar sosok itu.
Ah…kendaraan sore ini banyak sekali, sehingga membuat aku kesulitan untuk menyeberang jalan ini. Tapi akhirnya terkejar juga, dengan nafas tersengal-sengal, kujamah bahunya.
“Ky!” seruku tiba-tiba, sehingga membuatnya terkejut.
“Anda siapa?” tanya Ricky pura-pura tak mengenalku.
“Ky. Sekalipun kamu jadi gembel , aku akan tetap menggenalmu.” jelasku mendenggus kesal.
“Sudahlah, Sophia, jangan membuat aku terluka lagi.” tukasnya begitu sinis seraya beranjak pergi.
“Ky…Ky…knapa kamu tak pernah mau mendengarkan penjelasanku!” teriakku sekeras-kerasnya. Namun bayangan Ricky semakin menjauh dan akhirnya tak kelihatan.
***
Ricky, Tio dan aku adalah sahabat karib dari kecil. Setelah tumbuh besar, aku tetap mengganggap Ricky adalah sahabat terbaikku, tapi Ricky punya rasa berbeda dari persahabatan kami. Yang aku cintai adalah Tio. Ini yang membuat Ricky menjauhiku. Tapi yang Tio cintai bukan aku, tapi Sany, teman sekelasnya.
Cinta, sulit di tebak kapan dan di mana berlabuh!
Banyak orang tak bisa terima, jika cintanya ditolak, tapi bukankah cinta tak mungkin dipaksa?
Tak mendapatkan cinta Tio, tak membuatku menjauh darinya, tapi aku akan tetap menjadi sahabat baiknya. Walaupun ada sedikit rasa tidak puas, kadang rasa cemburu menganggu hati kecilku, saat kutahu untuk pertama kali, orang yang Tio cintai adalah orang lain.
Aku harus bisa menerima keputusannya , walaupun terasa berat . Bukankah, kebahagian kita adalah melihat orang yang kita cintai hidup berbahagia, baik bersama kita atau tidak?
Tapi tidak dengan Ricky, dia lebih memilih, meninggalkanku, mengakhiri persahabatan manis kami. Pergi dan aku tak pernah tahu kabarnya. Tapi apapun yang terjadi, aku akan selalu berharap suatu saat kami akan dipertemukan lagi.
Karena bagiku, cinta dan persahabatan adalah dua ikatan yang sama. Ikatan yang tak satupun membuat aku bisa memilih satu diantaranya.
***
Sudah seminggu, setiap hari, aku datang kepersimpangan ini. Berharap bisa melihat sosok Ricky lewat disekitar sini lagi. Tapi, Ricky hilang bagai ditelan bumi. Aku hampir putus asa.
Aku sudah capek menunggu, akhirnya aku bangun dan ingin beranjak pergi. Knapa tiba-tiba, indera keenamku, memberiku insting, kalau Ricky ada di sekitarku.
Kubalikan kepala, kulihat sosok Ricky setengah berlari menyeberang jalan di belakang posisiku. Aku berlari menggejar sosok itu. Kuikuti dia dari belakang. Aku pingin tahu dimana dia berada sekarang.
Akhirnya kulihat Ricky, masuk ke sebuah gang kecil, kuikuti terus , sampai akhirnya dia masuk ke sebuah rumah yang sangat sederhana.
“Knapa Ricky lebih memilih hidup disini, daripada di rumah megah orangtuanya?”
”Knapa dia, tinggalkan kehidupannya, yang didambakan banyak orang?”
”Knapa semua ini dia lakukan?”
“Knapa?”
Banyak pertanyaan yang tiba-tiba muncul di kepalaku.
Setelah dia masuk kurang lebih 10 menit, aku masih berdiri terpaku dalam lamunanku, dengan pertanyaan-pertanyan yang jawabanya ada pada Ricky. Aku dikejutkan suara seekor anak anjing jalanan, yang tiba-tiba menggonggong.
Aku memberanikan diri memencet bel di depan rumahnya itu.
“Siapa?” terdengar suara dari balik pintu.
Aku diam, tak memberi jawaban. Setelah beberapa saat aku lihat Ricky pelan-pelan membuka pintu. Nampak keterkejutannya saat melihatku, berada di depannya.
“Ky…boleh aku masuk?” tanyaku hati-hati.
“Maukah kamu memberikan sahabatmu ini, segelas air putih.” ujarku lagi.
Tanpa bicara, Ricky mengisyaratkan tangannya mempersilahkan aku masuk. Aku masuk keruangan tamu. Aku terpana, kulihat rumah yang tertata rapi. Rumah kecil dan sederhana ini ditatanya begitu rapi, begitu nyaman. Kulihat serangkai bunga matahari plastik terpajang di sudut ruangan itu.
“Ricky, kamu tak pernah lupa, aku adalah penggagum bunga -bunga matahari.” gumanku.
Dan sebuah akuarium yang di penuhi ikan berwarna-warni, rumput-rumput dari plastik dan karang-karang di dalamnya. Ricky tahu betul aku penggagum keindahan pantai dan laut. Walaupun hal-hal ini dulunya, setahuku, kamu tak menyukainya. Kulihat juga banyak foto persahabatan kami yang di bingkainya dalam bingkai kayu yang sangat indah, terpajang di dinding ruang tamu ini.
Bulir-bulir air mataku, perlahan-lahan mulai tak mampu aku bendung. Aku benar-benar terharu dengan semua yang Ricky lakukan. Begitu besar cinta Ricky buatku. Kupeluk dia, yang aku sendiri tak tahu, apakah pelukan ini adalah pelukkan seorang sahabat ataupun sudah berubah menjadi pelukan yang berbeda?
Ricky kaget, namun akhirnya dia membalas pelukanku, dan memelukku lebih erat lagi , seakan-akan ingin menumpahkan segala rindu yang sudah hampir tak terbendung dalam hatinya.
Kami menghabiskan sore ini dengan berbagi cerita, pengalaman kami masing-masing selama perpisahan yang hampir 2 tahun lamanya dan akhirnya Ricky mengajakku makan, ke sebuah restoran kecil yang sering dikunjunginya seorang diri, di dekat rumahnya. Terdengar alunan tembang-tembang romatis , suasana hening, membuat kami terbuai dalam hangatnya suasana malam itu.
***
Sekarang Ricky sudah tahu, Tio sudah bersama Sany. Kami sekarang menjadi 4 sekawan. Sany juga telah menjadi anggota genk kami.
Ternyata setelah aku mengenalnya lebih lama, Sany adalah sosok yang sangat baik hati, menyenangkan, ramah dan peduli dengan sahabat. Ah…menyesal aku tak mengenalinya lebih dalam sejak dulu.
“Ky , biarlah semua berjalan apa adanya, mungkin cinta akan pelan-pelan muncul dari hatiku.” ujarku suatu hari, saat Ricky mengungkit masalah ini lagi.
“Oke, aku akan selalu menunggumu. Sampai kapapun. Karena tak akan ada seorangpun yang mampu membuatku jatuh cinta . Hanya kamu yang mampu membuat aku damai, tenang dan bahagia.” jelasnya panjang lebar
Sekarang aku memiliki tiga orang sahabat baik. Tak akan ada lagi hari-hariku yang kulalui dengan kesendirian, kesepian dan kerinduan.
Hampir setiap akhir pekan, kami menghabiskan waktu bersama, ke pantai, ke puncak ataupun hanya sekedar berkaroke di rumah sederhana Ricky. Hidup dengan tali persahabatan yang hangat, membuat hidup semakin berarti dan lebih bahagia.
***
Waktu berjalan begitu cepat. Tiga tahun sudah berlalu. Kebaikan-kebaikan Ricky mampu membuat aku merasa butuh dan suka akan keberadaannya di sampingku. Rasa itu pelan-pelan tumbuh tanpa kusadari dalam hatiku.
Aku jatuh hati padanya setelah melalui banyak peristiwa. Cinta datang, dalam dan dengan kebersamaan.
Apalagi dengan sikap dan perbuatan yang ditunjukannya. Membuat aku merasa, tak akan ada cinta laki-laki lain yang sedalam cinta Riky.
Sekarang Ricky bukan hanya kekasih yang paling aku cintai tapi juga seorang sahabat sejati dalam hidupku.





























Keajaiban Sepasang Mata

Perkenalkan namaku Zalva Suci Zahra. Nama panggilanku Arie. Aku adalah seorang cewek tomboy, tetapi aku bukan cewek tomboy yang orang-orang fikirkan tentang cewek tomboy pada umunya. Rambutku panjang dan aku berdandan seperti cewek feminim. Orang-orang menganggapku tomboy karena hobiku . yaitu aku suka dengan olahraga yang banyak disukai cowo-cowok. Seperti olahraga “basket”. Aku merasa dengan bermain baket dan berada dilapangan basket semua beban dan maalahku hilang. Aku juga selalu semangat dan nyaman kalau berada dilapangan basket.


Hari ini seperti biasanya aku berada dilapangan basket UNM. Aku melempar bola basket ku dengan keras sampai bola basketku keluar dilapangan. Aku bergegas mengambil bola basketku. Tetapi ketika aku mau tunduk untuk mengambilnya,tiba-tiba ada seorang cowok yang mengambilkan bola basketku itu untukku. Betapa kagetnya diriku saat melihat cowok itu. Ahhh,,, senyumannya sangat maniss, matanya bulat, dan dia juga mempunyai dua lesung pipi yang sangat dalam di pipinya. Dia menjabarkan tangannya sambil tersenyum dan menyebutkan namanya…
“Hay, aku Zul! Kalau boleh tau nama kamu siapa???”
“Iya, aku Arie!!” aku memandangnya dengan senyum”
“Kalau boleh tau kamu anak kompleks ini juga yah? Tanya Zul sambil tersenyum”…
“iya aku anak kompleks disini juga.”kataku gugup”
“berarti kita satu kompleks dong. Aku baru tau kalau dikompleks ini ada cewek manis kayak kamu!”
Dengan senyum manis Zul mengatakannya padaku.”
Kaget dan malu langsung menyambarku seperti petir..
Aku tidak tau bagaimana wajahku sekarang. Apakah masih tetap kelihatan tenang atau sudah berubah menjadi merah aku tidak tau. Aku dan Zul pun bertukaran nomer hp. Setelah itu aku berpamitan pulang kepada Zul …

Keesokan Harinya disekolah aku menceritakan kajadian yang aku alami kemarin dilapangan basket kepada sahabatku Retno…
“No, kemarin aku bertemu dengan seorang cowok manis dan baik sekali. Namanya Zul, “
Retno bilang”bagaimana caranya kamu bias bertemu dengannya?”
Ketika aku mau menjawab pertanyaan Retno, dilapangan baket sekolahku, aku melihat seorang cowok yang membuat jantungku berdetak kencang, sekencang larinya motor Rossi yang sedang berlomba…
“NO,no… itu…!” aku berkata dengan Retno seperti aku melihat seuatu yang sangat mengejutkan.”
“oh itu ,, dia Zul, anak kelas 3A”. dia itu adalah kapten tim basket disekolah kita. Masa kamu tidak tau..”Retno berkata bingung.
Aku berfikir mungkin aku terlalu cuek di sekolah sampai-sampai aku tidak sadar kalo disekolah ini mempunyai siswa sempurna seperti Zul.
“hey, kok kamu melamun sih rie?” Retno menepuk pundakku dengan keras.
“Auu … sakit no! kalau begitu kita balik ke kelas yuk. Bel sudah bunyi tuh…” beranjak pergi sambil tetap memandang wajah Zul yang masih berada dilapangan basket bersama-teman-temannya.
“Pelajaran menjengkelkan ini lagi yang akan dipelajari di kelas no.” kataku dengan muka mengeluh!
“kita tidak boleh seperti itu rie, kita harus menerima pelajaran,, walaupun pelajaran yang tidak kita sukai! Kata Retno sambil tersenyum>.”
Kami berdua jalan dikoridor sekolah yang mulai sunyi. Sesampai didalam kelas ternyata pak guru sudah ada didalam kelas. Kami berdua dihukum karena terlambat masuk kelas. Dengan wajah yang marah pak guru berkata kepada kami berdua “KELUAR!”
Terpaksa kami berdua dihukum tidak boleh masuk kelas selama  jam mata pelajarannya. Tetapi kemalangan kami langsung hilang ketika Zul lewat dihadapan kami sambil memamerkan senyuman mautnya. Tiba-tiba Zul menghampiri kami dan berkata.”kenapa kalian berdua ada diluar, bukannya guru kalian ada di dalam kelas?”
“kita berdua dihukum kak Zul, karena kita terlambat masuk kelas” kataku kepada Zul.”
“Kalau begitu sini, aku bantu kalian agar kalian bias masuk dalam kelas”kata Zul menawarkan”
Setelah Zul berbicara dengan pak guru kami berdua langsung dipersilahkan masuk dalam kelas. Aku tidak tau apa yang dibicarakan Zul dengan pak guru.. Ah masa bodoh aku rasa itu tidak penting..
“makasih yah Kak Zul atas bantuannya!” kataku sambil tersenyum..
“ia sama-sama” kata zul tersenyum dan pergi meninggalkan kelasku…

Lagi-lagi dia membantuku. Dia memang It’s my Hero untukku. Kring…kring..! aku bergegas untuk pulang kerumah. Setelah itu aku bersiap untuk pergi kelapangan basket yang berada dikompleks rumahku. Lagi-lagi aku bertemu dengannya . aku meraa senang banget dapat bermain basket dengannya. Setelah cukup lama kami bermain basket aku dan Zul beristirahat. Kita duduk berdekatan. Dan tiba-tiba Zul memegang tanganku dan mengungkapkan isi hatinya padaku.
“Rie aku sudah suka sama kamu sejak pertama kali kita bertemu dilapangan basket ini. Kamu mau ngk menjadi pacarku!? . dengan gugup aku berkata“ iya kak sebenarnya aku juga suka sama kamu..
“berati kamu mau jadi pacarku?” kata zul dengan muka mengharap.
“iya aku mau jadi pacarmu” kataku
Hari itu kami resmi jadian. Aku senang sekali punya pacar seperti Zul.
Keesokan harinya Zul menjemputku didepan rumahku dan kami berangkat bersama-sama  ke sekolah. Sesampainya di sekolah kami pun pergi kekelas masing-masing.  Aku menceritakan ini semua kepada sahabatku Retno…
Waktu berjalan dengan cepat 5 bulan tidak terasa aku sama Zul jadian. Hari-hariku sangat menyenangkan selama aku jadian dengan Zul.
Memasuki bulan ke 6 ada perubahan yang aku rasakan kepada Zul. Dia tidak eperti yang dulu selalu ada buatku dan slalu menemaniku. Sepertinya dia menghindar dariku. Telponku tidak pernah diangkat dan sms ku tidak pernah diblas. Aku bingung perasaan aku tidak punya masalah dengannya..
Memasuki bulan ke 7 aku sangat resah karena dia tidak pernah lagi memberikan kabar kepaku. Terpaksa aku memberanikan diri datang kerumahnya. Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya. Motorku melaju dengan cepat sampai-sampai aku tidak melihat bahwa ada mobil truk dihadapanku..
Bruukkk!!!...
Semuanya tiba-tiba gelap..
Beberapa hari kemudian aku sadar tetapi aku melihat semua yang dihadapanku gelap. Betapa terkejutnya aku mendengar cerita orangtuaku yang mengatakan kalau aku buta karena kecelakaan yang menimpaku. Aku merasa hidupku sudah hancur. Tetapi semua itu berubah waktu aku mendengar suara laki-laki yang aku cintai. Tidak salah lagi itu adalah Zul. Dengan cepat aku terbangun “Zul menggenggam tanganku dan berkata “Rie, kamu kenapa sayang?’ kenapa kamu jadi seperti ini?”aku sayang sekali dengan kamu.” Kata Zul dengan suara tangisannya.
“kamu kemana saja Zul… aku kangen sama kamu.. tapi knapa kamu tinggalkan aku Zul”? kataku sambil menitihkan air mata.
“aku minta maaf, aku memang salah, aku janji akan menemanimu  dan menjagamu. Zul lalu memelukku. Selama dirumah sakit Zul elalu menemani dan menghiburku. Orang tua ku merasa kecewa karena dokter mengatakan tidak ada donor mata untukku. Tetapi aku tidak sedih karena Zul slaluu menemaniku. Tetapi aku merasa Zul pergi lagi. 1 minggu ini dia tidak ada kabar. Orang tuaku mendapatkan kabar bahwa sudah ada donor mata untukku. Aku sangat senang sekali. Aku inging sekali melihat wajah orangtuaku dan orang yang aku sayangi. Aku ingin sekali memberitahukan kabar berita ini kepada Zul. Tetapi dia tidak datang lagi.
Hari yang kutunggu akhirnya datang juga, hari ini aku di operasi. Akhirnya aku selesai operasi dengan selamat. Beberapa hari kemudian perbanku dibuka. Aku berharap orang yang pertama kau lihat adalah Zul. Tetapi itu semua sia-sia karena Zul tidak datang.Kecewa, sedih, dan marah berkumpul jadi satu.
Sekarang aku sudah bias menjalani lagi hari-hariku seperti biasa. Aku pergi ditempat favorite ku dengan Zul. Tetapi Zul tidak ada.
Sebulan kemudian aku memaksa orangtuaku untuk mengantarku kerumah Zul. Orangtuaku seketika menangis. Aku sangat kaget dan penasaran apa yang telah terjadi…
Sesampainya dirumah Zul orangtuanya langsung memelukku dan menangis. Aku merasa ada sesuatu yang terjadi.
“tante, om Zul mana?”kataku sambil meneteskan air mata.”
Orangtua zul lalu membawaku ke tempat favorite ku dengan Zul. Sesampainya di sana orantua Zul mengeluarkan sebuah handycam dan memperlihatkan rekaman padaku. Tangisanku terpecah ketika melihat bahwa rekaman itu adalah Zul. Wajahnya pucat dan berkata “ buat orang yang aku sayangi Arie. Aku minta maaf karena aku udah bikin kamu sakit hati. Aku terkena penyakit kanker hati dan hidupku tidak lama lagi. Aku mau bilang makasih karena kamu udah beri warna dalam hidupku yang sangat singkat ini. Semoga dengan aku mendonorkan mataku  ke kamu, aku akan selalu dihatimu dan masih berguna kepada oranglain. “AKU SAYANG KAMU ARIE”
Aku menangis sambil menyebut nama Zul.  Aku membayangkan  masa-masa ku dengan Zul. Sedih dan hancurnya perasaanku saat ini.
Tapi teman-temanku dan keluargaku selau membuatku bangkit. Aku sadar Zul memang sudah tidak ada. Tetapi Zul selalu hidup dihati dan ditubuhku karena mata Zul menjadi mataku dan ampai kapan pun Zul telah memberikan cinta dan kasih dihidupku dan akan selalu ada dihatiku…

“I LOVE YOU SO MUCH ZUL

















0 komentar:

Posting Komentar