English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Cara Membeli Ponsel Dengan Pintar

Ponsel memang sudah menjadi kebutuhan hidup sehari-hari bagi sebagian orang, dan mungkin juga Anda. Wajar saja, mengingat dengan alat komunikasi ini Anda bisa menelepon siapa saja dan dari tempat Anda berada. Sebaliknya, Anda juga bisa dihubungi di mana saja.

Lewat tulisan ini, saya akan mencoba berbagi pengalaman tentang membeli ponsel (disini saya hanya akan membatasi tulisan pada handset-nya, sedangkan mengenai kartunya mungkin akan dibahas pada kesempatan lain). Tulisan ini terutama ditujukan pada Anda yang baru mau membeli ponsel atau yang mau ganti. Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:

1. Tentukan kebutuhan ponsel Anda dan sesuaikan dengan keuangan Anda.Sekarang hampir tiap bulan keluar seri ponsel baru dari merek yang berbeda-beda. Masing-masing punya keistimewaan sendiri. Makin lengkap fasilitas, makin mahal juga harganya. Kalau saya sendiri Bapak-Ibu, terus terang hanya butuh HP buat menelepon dan kirim SMS.
Jadi, saya tidak merasa butuh HP yang mahal-mahal dengan fasilitas yang aneh-aneh. Buat apa saya beli kalau nantinya enggak ada yang saya pakai. Sebagai contoh, fasilitas game atau permainan di HP biasanya jarang sekali digunakan, sebagus apa pun game-nya. Atau fasilitas dering yang bisa lagu atau polytone, yang kalau dipikir-pikir fungsinya sebetulnya sama saja, mau bunyi apa pun.
Lain kalau ada ponsel murah yang memori penyimpan nomer teleponnya bisa muat lebih banyak, saya mau membelinya, karena saya memang memerlukannya buat menyimpan nomor telepon rekan-rekan saya. Jadi di sini, Andalah yang pegang kendali, tentukan kebutuhan Anda, lalu putuskan ponsel yang sesuai kebutuhan tadi.

2. Cari referensi tentang ponsel yang sesuai
Sekarang Anda sudah tahu kebutuhan dan anggaran dana yang Anda punya, sekarang kenapa kita tidak mencoba mencari seri dan merek apa yang sesuai dengan kebutuhan Anda tadi. Anda bisa mencari tahu lewat iklan di koran, internet, atau sembari berjalan-jalan di pertokoan. Anda juga bisa mencari referensi lewat teman Anda yang cukup mengerti tentang HP.
Nah, sewaktu Anda mencari referensi, coba cari tahu tentang fitur-fiturnya (manfaat yang diberikan), harga jual barunya dan bagaimana prospek dari merek itu bila kita ingin menjual kembali, apakah harga bekasnya nanti kira-kira akan turun jauh atau tidak. Kalau Anda jenis orang yang suka gonta-ganti HP tiap 3 - 6 bulan sekali, tentu saja Anda harus mencari HP yang harga jual bekasnya tidak terlalu jauh dari harga baru.


3. Tentukan di mana Anda akan membelinya dan lakukan tes disana.
Di mana Anda akan beli handphone? Di agen resmi? Toko biasa, atau di Pusat Perbelanjaan seperti ITC Roxy di Jakarta? Tipsnya, kalau Anda mau membanding-bandingkan harga antar satu toko dengan toko yang lainnya, datang saja ke pusat belanja HP. Di sana kita bisa membandingkan harga dan pelayanan penjualnya. Biasanya disana juga banyak referensi tentang ponsel bekas.
Tapi kalau Anda hanya mau perlu beli HP sederhana atau "pasaran" (biasanya harganya tak jauh beda antara satu toko dan yang lainnya) dan rumah Anda jauh dari pusat belanja, jangan lupa untuk memperhitungkan juga biaya transpor Anda ke sana. Jangan-jangan hitungan totalnya malah lebih mahal daripada kalau Anda membelinya di toko dekat rumah Anda.
Begitu Anda sudah membeli HP yang Anda inginkan, jangan lupa untuk mencobanya sekalian di sana. Biasanya saya selalu minta ponsel beserta SIM cardnya diaktifkan langsung oleh si penjual. Sekalian juga minta diajari cara pemakaian serta fungsi-fungsinya.

4. Selalu minta garansi untuk mengurangi masalah di kemudian hari.
Kenapa saya bilang begitu? Karena tidak ada di antara kita yang mau pusing nantinya kalau HP kita rusak. Jadi, kalau kelak ponsel kita bermasalah, bawa saja lagi ke si penjual itu lagi. Harapannya, supaya mereka bisa mereparasi atau menggantinya. Itu gunanya garansi. Nah, sekarang ada lagi kan kaitannya dengan beli HP di tempat yang mudah dijangkau dari rumah? Sehingga kalau ada apa-apa kita bisa cepat pergi ke tempat itu tanpa keluar ongkos berlebihan. Garansi menjadi sangat penting apabila barang yang kita beli adalah model yang canggih, di mana sangat susah mencari tempat reparasinya, atau kalau pun ada, ongkosnya jadi sangat mahal.

5. Beli saja yang bekas kalau dana Anda terbatas
Tak ada salahnya kalau Anda beli yang bekas kalau memang dana Anda tidak cukup untuk membeli yang baru. Cuma harus diingat, beli ponsel bekas bisa seperti seperti beli kucing dalam karung, karena kita sering tidak tahu riwayat dan kondisi kucingnya.
Memang terkadang ada HP bekas yang masih bergaransi. Tapi kebanyakan tidak. Nah, kalaupun Anda harus membeli yang bekas, belilah ke toko yang penjualnya sudah Anda kenal baik. Jadi, faktor insting dan kepercayaan akan jadi semakin penting dalam membeli HP bekas. Bila Anda baru kali ini beli ponsel, mungkin lebih baik ajak teman yang bisa dipercaya yang mungkin punya kenalan atau langganan toko HP.


Tips Memilih dan Membeli Ponsel Bekas

Handphone atau telepon seluler atau ponsel, sekali lagi tak henti-hentinya menebarkan 'pesona'-nya bagi para konsumen maupun calon konsumennya. Daya pikatnya tak lagi terletak pada teknologi canggih komunikasi yang ditawarkan, namun juga pada lifestyle alias 'gaya hidup', yang mengandung unsur pasti: Gengsi! Komunikasi bukan lagi sebagai satu pilihan, namun kewajiban dan keharusan. Tak heran, kebutuhan akan perangkatnya pun seolah makin 'tak terkendali' alias meningkat, dari waktu ke waktu.

Namun demikian, walaupun memiliki kebutuhan yang sama akan perangkat ponsel tersebut, tetap saja tak bisa dipungkiri bahwa daya beli masing-masing konsumen maupun calon konsumen tak sama. Banyak 'parameter' atau 'batasan-batasan' yang dimiliki oleh mereka dalam menentukan pilihan akan perangkat ponsel yang akan mereka gunakan selain dari sisi harga, seperti fitur, model, fungsional, dan sebagainya.

Saat ini, ponsel bekas makin diminati oleh para calon konsumen. Karena, para konsumen mulai kreatif dalam berpikir. Daripada mereka membelanjakan uangnya untuk ponsel yang baru dengan fungsi yang 'standard', lebih baik yang bekas namun memiliki fitur 'di atas standard'. Nilai uang yang dikeluarkan memang hampir sama, namun 'kemampuan' yang dimiliki oleh ponsel tersebut tentu berbeda.

Nah, berikut ini adalah tips bagi para calon konsumen yang akan memilih dan membeli ponsel bekas, agar bisa mendapatkan barang masih sangat layak dan normal, dengan harga yang relative murah.

1. Kenali Jenis Ponsel yang Akan Dibeli


Sebelum anda berangkat ke outlet atau counter HP, buatlah gambaran mengenai ponsel jenis apa yang akan anda beli, seperti: merk, type, dan jenis layanan komunikasi (GSM atau CDMA). Hal ini dilakukan, agar anda tak bingung dan mudah terpengaruh ketika dihadapkan dengan banyak pilihan di salah satu counter HP yang anda kunjungi. Atau bila perlu, carilah teman anda yang mempunyai ponsel yang sama dengan jenis ponsel yang anda inginkan. Sehingga anda telah mempunyai gambaran yang pasti mengenai ponsel tersebut.

2. 'Survei' Harga Pasaran

Carilah harga pasaran dari ponsel yang anda inginkan, baik baru maupun bekas, sebagai bahan pertimbangan dalam 'mengukur' nilai harga ponsel dengan masa pakai, nilai penyusutan, tren, dsb. Referensi mengenai harga ponsel bisa anda dapatkan melalui majalah atau tabloid mengenai ponsel, ataupun menanyakan secara langsung pada beberapa counter HP, sebagai bahan perbandingan.

3. Teliti Fisik dan Kelengkapan Ponsel
Yang namanya barang bekas, di mana-mana pasti memiliki cacat. Jangankan yang bekas, yang baru pun kadang juga telah memiliki 'cacat bawaan' alias 'cacat pabrik'. Tapi, paling tidak kita bisa mendapatkan barang bekas yang masih bagus, atau istilahnya 'BSB', yakni Bekas Seperti Baru. Kita mencari barang yang memiliki 'cacat' yang sesedikit mungkin, atau mungkin yang hampir tanpa cacat.

Teliti keutuhan fisik ponsel, baik itu casing, keypad atau tombol, LCD, baterai, charger, dos (samakan no. imei yang ada pada dos dengan no imei yang tertera badan ponsel bagian belakang) + buku manual, headset atau handsfree (optional), baut-baut, dan segel. Selain masalah keutuhan fisik, juga 'originalitas' atau 'keaslian' komponen luar (penampilan) dan dalam (hardware/perangkat keras) ponsel. Salah satu cara untuk mengenali keaslian ponsel tersebut, salah satunya bisa dilihat dari stiker yang ada pada ponsel tersebut, yang menunjukkan identitas dari distributor resminya. Hati-hati dengan penampilan yang 'Aspal' alias 'Asli tapi Palsu'.

4. Teliti Fungsionalitas dan Operasional Ponsel

Kenali menu standard dari ponsel, beserta keseluruhan isi dan fungsi dari dari ponsel tersebut. Cobalah untuk mengoperasikan ponsel tersebut, dengan terlebih dahulu mengisinya dengan berbagai macam SIM Card, baik yang berteknologi GSM maupun CDMA. Untuk ponsel berteknologi GSM, ada 3 frekuensi yang dipergunakan, yakni 900 MHz, 1800 MHz, dan 1900 MHz. Di Indonesia, yang saat ini dipergunakan adalah frekuensi 900/1800 MHz. Sedangkan frekuensi 1900 MHz dipergunakan pada ponsel berteknologi CDMA, disamping penggunaan frekuensi 850 MHz.

Telitilah pada kekuatan sinyal dan baterai, dengan mengamatinya pada indikator yang tertera di LCD atau tampilan pada layer ponsel. Jangan sampai nanti ternyata ponsel yang anda beli tersebut, baterainya nge-'drop' alias mudah habis, susah diisi ulang alias di-'charge' dan sinyalnya lemah sekali. Cobalah juga untuk mengoperasikan ponsel tersebut, dari kemudahan respon pada tombolnya, kekontrasan, gelap-terang, serta warna tampilan atau LCD ponsel, kondisi speaker beserta volumenya, microphone, vibrator alias menu getar ponsel, buzzer alias speaker yang mengeluarkan bunyi ringtones dari ponsel tersebut, beserta volumenya.

Kemudian untuk perangkat lunaknya, cobalah fitur-fitur dari ponsel (andai tersedia), seperti: perangkat konektifitas (IR - Infra Red, Bluetooth, kabel data), memori eksternal (MMC, RS-MMC, dll), handsfree, software-software aplikasi yang disediakan ponsel dan juga nomor kode standar atau phone code dari ponsel tersebut.

Pencet sembarang tombol dengan serampangan, anggap saja seperti anak kecil yang bermain-main ponsel dengan memencet tombol-tombolnya, sebanyak mungkin tombol dan selama mungkin. Perhatikan, jika kemudian ponsel tersebut hang atau macet, bisa dipastikan ponsel tersebut 'tak layak' pakai. Hati-hati dengan kamuflase yang dibuat oleh penjual ponsel yang 'curang', dari luar tampak bagus, didalamnya 'hancur lebur'.

5. Teliti Perjanjian Jual Beli dan Layanan 'After Sales'


Tanyakan mengenai garansi yang dimiliki oleh ponsel, apakah garansi dari distributor masih berlaku atau sudah kadaluwarsa. Kemudian, pastikan jaminan atau garansi apa yang diberikan oleh counter ponsel tersebut, garansi servis atau komponen, dan sampai berapa lama garansi tersebut berlaku.

6. Pilihlah Counter yang Profesional

Untuk menghindari 'penipuan' dalam jual beli ponsel, sebaiknya anda memilih counter yang professional dan terpercaya. Jangan tertipu dengan penampilan bangunan counter dan kata-kata dari si penjual yang manis penuh dengan 'rayuan'. Atau mungkin, anda meminta saran atau rekomendasi dari teman yang sudah pernah mendatangi counter tertentu. Dan jika anda tak menemui ponsel yang memenuhi criteria yang sesuai dengan yang anda inginkan, lebih baik pindah ke lain ponsel atau tunda dulu pembelian ponsel pada hari itu.

Selamat memilih-milih dan berbelanja ponsel, jangan lupa: tetap waspada akan bahaya copet yang mengincar di sekitar anda!


0 komentar:

Posting Komentar